Sabtu, 12 Desember 2015

KAKEK BUTUH BIAYA BEROBAT

Postingan dari fb..# Butuh Uluran Tangan Donatur Muliawan #

Link dokumentasi :  https://imageshack.com/a/hE44/1

Bapak Nuriadi (59 thn) adalah salah satu karyawan lama yang telah bekerja 10 tahun lamanya di Maha Vihara Maitreya, beliau beralamat di Jl. Truno Joyo Dusun IX memiliki tanggungan 4 orang anak yang masih kecil.

Ketika musibah datang tentu tiada siapapun yang dapat menduganya,begitulah yang dialami oleh bpk. Nuriadi saat bekerja (12 Nov 2015) ketika sedang membopong sebuah besi panjang..tubuh beliau naas tersetrum aliran listrik tegangan 20.000 volt dari kabel listrik yg terletak dibelakang vihara. Beliau langsung dilarikan ke RS. Martha Friska Brayan kemudian dipindahkan ke RS. Columbia Asia keesokan harinya (13 Nov 2015) dan langsung menjalani operasi pengangkatan kulit-kulit yang telah busuk.

Sampai hari ini beliau telah menjalani sebanyak 8 kali operasi termasuk jari-jari kaki harus diamputasi karena telah membusuk dan semua operasi dijalankan secara bertahap supaya tdk memicu banyak pendarahan. Bpk. Nuriadi sudah hampir sebulan dirawat di RS.Columbia Asia ditangani oleh dr. M. Jailani.SPBP. Biaya perawatan selama ini sudah mencapai +/- Rp. 170 juta. Beliau masih harus dirawat intensif dirumah sakit prediksi lebih kurang 1 bulan lagi. Penuturan dokter nantinya setelah sembuh pun bpk.Nuriadi akan mengalami cacat permanen pada gerak tubuhnya.

Dengan ini, Maha Vihara membuka kotak donasi bantuan biaya perawatan untuk Bpk. Nuriadi dapat disalurkan melalui :
*BANK BCA an. MAHA VIHARA MAITREYA*
Ac : 8305.038.128
Tambahkan kode "001" misalnya : Rp. 100.001,-

Info & Konfirmasi melalui : sdri. Santi 0852-9607-6598

Mohon bantuan teman-teman untuk menyebarkan berita ini. Terimakasih sebesar-besarnya atas perhatian & bantuan yg diberikan. 😇

ORANG BELANDA CARI KELUARGANYA

Postingan dari fb HANS TANSIL PLEASE SHARE....

Dear all, after long considerations and as a last resort, I dare to post this on facebook.
I'm looking for my biological parents, but this piece of paper is the only lead I have.
I was born in rumah bersalin "Ibu Moertini" a small clinic on jalan Mangga Besar IVR/113 Jakarta.
I went to the address 4 years ago (2011) but the clinic is all long gone, ibu Moertini (the owner) passed away in 1994 and the oldest son had kept all files until 2004.

The names on the papers are the names of my adoptive parents by the way.
If anyone has any information whatsoever, however far fetch, please contact me per message.

Thank You.

Kamis, 10 Desember 2015

ABG BALI(DENPASAR)CARI AYAHNYA

Postingan dari akun FB NOVILIA SUKMA LIMANTARA.."Hallo.. temen2 bantu share postingan aku ya.
Kenal gak kenal.. cman share sebentar  aja..😄
Aku tau masih ada harapan untuk ketemu sama papaku. Mungkin usahaku gak besar, tapi aku berharap karena kalian aku bsa ketemu dia.. papaku.
Aku gak bsa kasi imbalan apapun.. tapi tolong bantu saya.. 😢😚😚
Kontak facebook sayNovilia Sukma Limantaratara
Yang pernah kenal, tau dia di mana ? Bahkan jika papa liat. Please inbox novi...
tolong jangan buat hubungan yang seperti ini.. tolong hubungi novi dan mama.. Tolong bantu. Makasi banyak"   mohon bantu share/bc untuk pencarian..semoga cepat bertemu dengan ayahnya..TERIMAKASIH.

Rabu, 09 Desember 2015

ABG SKW KANKER 10.12.2015

Mohon bantu share/bc postingan ini untuk penggalangan bantuan dana biaya pengobatan YUKI dimalaysia..info dan kontak dapat dilihat di foto..TERIMAKASIH kepada para dermawan yang sudah berbagi doa dan kasih kepada YUKI..semoga TUHAN membalas kebaikan kalian semua.GBU.AMIN..semoga cepat sembuh YUKI.AMIN.

Selasa, 08 Desember 2015

ABG SKW TABRAKAN

Willy mengalami kecelakaan tadi pagi dideket dangau taman,dibonceng sama temannya,menabrak Truk
Sudah dioprasi dan Mata nya Buta sebelah, skrg masi Kritis, masi membutuhkan dana

Yang mau lihat bole langsung ke RS abdulaziz ICU
korban teman sekolah adik saya korban kurang mampu dan tinggal sama neneknya.

Yang mau Bantu bisa tf ke rek

BCA 817.0556.080
MANDIRI 9000.0133.06775
PANIN 613.2028.138

A/N : Fina

Golongan darah willy O , yg ingin mendonorkan darahnya silahkan hubungi pihak rs .

Bantu doanya guys ,
Tuhan memberkati kita smua
Thanks " bantu share /bc yah teman2..tq

Kamis, 03 Desember 2015

ABG PONTIANAK HILANG

Abg dari daerah pontianak(Kalbar) hilang tanpa kabar..mohon bantuan teman2 untuk share/bc postingan ini..supaya korban secepatnya ditemukan...info dan kontak seperti yang terlihat difoto screenshot atas pos tribun pontianak..TERIMAKASIH.

Dr. LIE A DHARMAWAN

Artikel kali ini akan membahas tentang Profil dan Biografi Dokter lie a dharmawan sosok seorang dokter yang mungkin bagi penulis sendiri bisa dikatakan sebagai 'malaikat' bagi kaum miskin. Perjalanan hidupnya sangat menginspirasi dan menarik untuk disimak. Beliau bernama lengkap Dr. Lie Augustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV, beliau merupakan seorang dokter dengan spesialisasi bedah yaitu ahli bedah umum, bedah jantung, bedah toraks, dan bedah pembuluh darah. Beliau dilahirkan dengan nama kecil yaitu Lie Tek Bie. Beliau lahir di Kota Padang pada tanggal 16 april 1946. Ayahnya bernama Lie Goan Hoey dan Ibunya bernama Pek Leng Kiau (Julita Diana). Dr. Lie Dharmawan ini terlahir dalam keluarga yang amat miskin dan serba kekurangan. Lie Dharmawan mempunyai saudara berjumlah enam orang, ketika ia berumur sepuluh tahun, ayahnya Lie Goan Hoey meninggal dunia jadi hanya ibunyalah yang bernama Pek Leng Kiau (Julita Diana) yang seorang diri yang hanya tamatan Sekolah Dasar berjuang keras menyekolahkan ketujuh anaknya yang masih sangat kecil termasuk dr. Lie Dharmawan sendiri. Semua perkerjaan ia lakoni demi bertahan hidup dan demi anak-anaknya termasuk mencuci baju, memasak, membuat kue, hingga menjadi pencuci piring.

Kehidupan Lie Dharmawan ketika Kecil
Demi kelangsungan hidup keluarganya, Lie Dharmawan kecil sempat membantu ibunya berjualan kue, ia kagum terhadap perjuangan keras ibunya yang ia anggap tak pernah menyerah dan putus asa dalam menghadapi sesuatu juga sering mengasihi orang-orang miskin di sekitarnya. Ia sendiri tidak mengerti kenapa ibunya mempunyai filosofi seperti itu. Ibunya menyekolahkan Lie di SD Ying Shi, Padang, kemudian tamat SD, Lie Dharmawan kemudian masuk di SMP Katolik Pius setelah itu ia kemudian melanjutkan sekolahnya di SMA Don Bosco, juga di kota Padang. Tekad Lie Dharmawan untuk menjadi dokter datang ketika ia melihat masyarakat disekitarnya sulit untuk pergi ke dokter di rumah sakit yang disebabkan karena faktor kemiskinan. Hal ini kemudian menyebabkan masyarakat terpaksa untuk pergi berobat ke dukun karena biayanya yang murah dan juga sebagai alternatif pengobatan. Sebab lain mengapa Lie Dharmawan ingin menjadi dokter karena ia melihat sendiri adiknya meninggal karena penyakit diare akut dan telambat ditangani oleh dokter. kedua hal itulah yang membuat lie dharmawan bertekad kuat untuk menjadi dokter. Namun apadaya ketika di sekolah ia menyampaikan cita-citanya ingin menjadi dokter, ia hanya mendapatkan tertawaan dari teman temannya seisi kelas, disebabkan karena ia miskin sehingga tidak bisa masuk ke jurusan kedokteran. Namun kelak, ia benar benar membuktikan cita citanya itu.

Jalan Panjang Menjadi Seorang Dokter
Lie Dharmawan pun sadar bahwa cita citanya untuk menjadi dokter bisa dikatakan sangat berat, namun seberapa berat masalah jika dengan tekad kuat dan kerja keras pasti akan tercapai karena yang namanya kerja keras tak pernah menghianati pengorbanan, selalu ada hasil manis dari pengorbanan itu. Selain belajar dengan keras, setiap pukul enam pagi hari, ia selalu pergi ke gereja yang berada didekat sekolahnya dan kemudian berdoa dengan doa yang sama yang selalu ia ulang-ulang selama bertahun-tahun.Di tahun 1965, Lie Dharmawan kemudian lulus SMA dengan prestasi yang cemerlang, berkali-kali ia mendaftar di fakultas kedokteran yang ada dipulau Jawa namun ia tidak pernah diterima. Kesempatan kuliah akhirnya ada ketika ia diterima masuk di fakultas Kodekteran di Universitas Res Publica (URECA) dimana universitas ini didirikan oleh para petinggi organisasi Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia tahun 1958 namun baru bebrapa hari kuliah, kampusnya dibakar oleh massa. Akhirnya ia tidak dapat melanjutkan kuliuahnya, dan Lie Dharmawan kemudian memutuskan untuk menjadi pekerja serabutan untuk mengupulkan uangnya membeli tiket ke Jerman untuk melanjutkan cita-citanya.

Kuliah Kedokteran DI Jerman
Di usianya yang ke 21 tahun,Lie Dharmawan pun mendaftarkan diri ke sekolah kedokteran di Berlin Barat, Jerman namun tanpa dukungan beasiswa. Dengan tekad yang kuat ia akhirnya diteriman di fakultas Kedokteran Free University, Berlin Barat. Dan untuk memenuhi biaya kuliah dan kehidupan.sehari-harinya, Lie Dharmawan kemudian bekerja sebagai kuli bongkar muat barang. pada kesempatan lain, Lie juga bekerja di sebuah panti jompo yang salah satu tugasnya adalah membersihkan kotoran orang tua berusia 80 tahunan.

Lie Dharmawan tetap berprestasi sekalipun sibuk bekerja, sehingga ia mendapat beasiswa, itu semua ia gunakan untuk biaya sekolah adik-adiknya. Tahun 1974, Lie berhasil menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar M.D. (Medical Doctor). Setelah lulus dari Free University, ia kemudia melanjutkan pendidikannya di University Hospital, Cologne, Jerman. Dari situ, Ia kemudian melanjutkan S3 di Free University Berlin. Empat tahun setelahnya, Lie sukses menyandang gelar Ph.D. Melalui perjuangan tanpa kenal lelah selama sepuluh tahun, Lie akhirnya lulus dengan membanggakan diaman ia lulus empat spesialisasi yakni ahli bedah umum, ahli bedah toraks, ahli bedah jantung dan ahli bedah pembuluh darah. Cita cita semasa kecilnya akhirnya tercapai.

dr. Lie Dharmawan Kembali Ke Indonesia
Selama enam bulan Lie di Semarang kemudian ke RS Rajawali, Bandung. Tahun 1988, Lie berkarir di RS Husada, Jakarta hingga saat ini. Kegiatan sosial pertama Lie sebagai seorang dokter bedah di Indonesia dilakukan saat mengoperasi secara cuma-cuma seorang pembantu rumah tangga tahun 1988. Selanjutnya, Lie juga terus mengupayakan bedah jantung terbuka (bedah di mana jantung dihentikan dari pekerjaannya untuk dibuka untuk diperbaiki). Bedah semacam ini melawan arus karena butuh peralatan yang lebih canggih dan mahal, namun harus dilakukan dalam operasi skala besar. Tahun 1992, Lie akhirnya sukses melangsungkan bedah jantung terbuka untuk pertama kalinya di rumah sakit swasta di Jakarta.

Mendirikan yayasan DoctorSHARE dan Rumah Sakit Apung
Jangankan berobat, jika makan sehari-hari pun sulit. Kesadaran ini menerpa batin Lie begitu kuat hingga akhirnya bersama Lisa Suroso (yang juga aktivis Mei 1998) mendirikan sebuah organisasi nirlaba di bidang kemanusiaan dengan nama doctorSHARE atau Yayasan Dokter Peduli—sebuah organisasi kemanusiaan nirlaba yang memfokuskan diri pada pelayanan kesehatan medis dan bantuan kemanusiaan. DoctorSHARE bekerja didasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan etika medis. DoctorSHARE memberikan pelayanan medis secara cuma-cuma di berbagai wilayah Indonesia. Selain pengobatan umum di berbagai sudut Indonesia, program awal DoctorSHARE adalah pendirian Panti Rawat Gizi) di Pulau Kei, Maluku Tenggara.

Dr Lie Darmawan tidak pernah lupa kata-kata Ibunya sejak kecil yang ia pegang terus sampai ia berhasil menjadi dokter dengan keahlian empat spesialis bedah.Inspirasi ini melekat kuat dalam benak Lie. Bersama DoctorSHARE, Lie mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) Swasta, yang diberi nama KM RSA DR. LIE DHARMAWAN. Pelayanan medis dalam RSA dilakukan dengan cuma-cuma. Dari koceknya, ia mewujudkan mimpi yang muskil, membangun rumah sakit apung. Kemudian berlayarlah Lie Dharmawan mengunjungi pulau-pulau kecil di Nusantara, mengobati ribuan warga miskin yang tak memiliki akses pada pelayanan medis. Tujuan didirikannya RSA ini adalah untuk melayani masyarakat yang selama ini kesulitan mendapat bantuan medis dengan segera karena kendala geografis dan finansial, terutama untuk kondisi darurat, khususnya bagi masyarakat prasejahtera yang tersebar di kepulauan di Indonesia. Rumah Sakit Apung milik dr. Lie hanyalah sebuah kapal sederhana yang terbuat dari kayu, yang di dalamnya disekat-sekat menjadi bilik-bilik yang diperuntukkan untuk merawat pasien-pasien inap ataupun pasien-pasien pasca operasi. Sehingga dr. Lie dianggap sebagai dokter gila, karena keberaniannya menggunakan kapal kayu mengarungi pelosok negeri ini untuk membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu tetapi memerlukan pelayanan kesehatan segera.

Itulah sekilas biografi singkat mengenai dr. Lie Dharmawan, semoga bermanfaat dijadikan inspirasi dalam menjalani kehidupan ini.

Rabu, 02 Desember 2015

Dr. Lo Siaw Ging

Nama Lo Siauw Ging mungkin tidak akrab di telinga masyarakat Solo. Tapi bila nama panggilannya disebut, yakni dokter Lo, sebagian besar warga pasti mengenalnya.

Dokter Lo dikenal sebagai dokter yang dermawan. Dokter keturunan Tionghoa yang kini telah berusia 81 tahun ini dikenal luas bukan hanya karena diagnosa dan obat yang diberikannya selalu tepat, tapi juga karena ia tidak pernah meminta bayaran dari pasiennya.

Setiap hari puluhan pasien antre di ruang tunggu kliniknya yang menjadi satu dengan tempat tinggalnya di Jalan Yap Tjwan Bing 27, Purwodiningratan, Jagalan, Solo. Klinik Dokter Lo selalu dipenuhi pasien, khususnya saat jam buka praktik antara pukul 06.00 hingga 09.00 WIB dan pukul 16.00 hingga 20.00 WIB.

Pasiennya berasal dari berbagai kalangan, mulai tukang becak, pedagang kaki lima, buruh pabrik, karyawan swasta, pegawai negeri, hingga pengusaha.

Tidak hanya datang dari Solo, pasien Dokter Lo juga berasal dari kota-kota di sekitarnya, seperti Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Boyolali, Klaten, dan Wonogiri.

Keistimewaan Dokter Lo selain tidak pernah memasang tarif pada pasiennya, juga tak pernah membedakan pasien kaya dan miskin. Ia justru marah jika ada pasien yang menanyakan ongkos periksa padahal ia tidak punya uang.

“Dari jumlah sekitar 60 pasien setiap harinya, sekitar 70 pasien memang tidak membayar, sedangkan sisanya sekitar 30 persen adalah pasien yang membayar. Prinsip saya memang untuk menolong. Kalau yang punya mau bayar ya silakan, kalau nggak ya nggak apa-apa karena saya tidak pasang tarif,” kata dia.

Bahkan, selain membebaskan biaya periksa, tak jarang Dokter Lo juga membantu pasien yang tidak mampu menebus resep. Ia akan menuliskan resep dan meminta pasien mengambil obat ke apotek tanpa harus membayar. Pada setiap akhir bulan, pihak apotek yang akan menagih harga obat kepadanya.

“Saya yang aktif menanyai pasien, ada uang tidak untuk membeli obat. Kalau tidak punya, biar nanti apotik menagih ke saya untuk biaya pembelian obat pasien tersebut,” ucapnya.

Perlakuan ini bukan hanya untuk pasien yang periksa di tempat praktiknya, tapi juga berlaku untuk pasien-pasien rawat inap di rumah sakit tempatnya bekerja, RS Kasih Ibu. Alhasil, Dokter Lo harus membayar tagihan resep antara Rp8 juta hingga Rp10 juta setiap bulan.

Jika biaya perawatan pasien cukup besar, misalnya, harus menjalani operasi, ia tidak menyerah. Ia akan turun sendiri untuk mencari donatur. Bukan sembarang donatur, sebab hanya donatur yang bersedia tidak disebutkan namanya yang akan didatangi Lo.

Meski banyak donatur yang bersedia membantu, tak jarang Dokter Lo nombok untuk membayar pengobatan dan biaya obat pasien-pasiennya.

Menurut dokter lulusan Universitas Airlangga itu, salah satu donatur tetapnya adalah mantan pasien yang pernah ditolongnya. Ketika masih usia anak-anak, pasien yang saat ini menjadi donatur itu beberapa kali dibawa ibunya untuk diperiksa.

Karena untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari sulit, ia pun membebaskan biaya periksa dan obatnya.

“Dulu kondisi ekonomi orangtuanya miskin total, tidak punya apa-apa. Tetapi kini, pasien itu telah menjadi 'orang' di Amerika. Mantan pasien itu saat ini menjadi donatur,” ungkapnya.

Gaya bicara Dokter Lo tegas cenderung galak. Tidak jarang ia memarahi pasien yang menganggap enteng penyakitnya. Ia bercerita pernah sangat marah kepada seorang ibu karena baru membawa anaknya berobat setelah mengalami panas tinggi selama empat hari.

Toh meski galak, Lo tetap dicintai. Ia menjadi rujukan berobat terutama bagi mereka yang tidak mampu. Namun dokter kelahiran Magelang ini merasa apa yang ia lakukan bukan sesuatu yang luar biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.

“Tugas dokter itu menolong pasiennya agar sehat kembali. Apa pun caranya. Saya hanya membantu mereka yang membutuhkan pertolongan dokter. Tidak ada yang istimewa, ” tuturnya.

Sabtu, 28 November 2015

ANAK BOGOR HILANG

Anak gadis dari bogor hilang tanpa kabar..mohon bantuan teman2 untuk share agar secepatnya ditemukan oleh keluarganya..TERIMAKASIH..info dan kontak tertera difoto..

Jumat, 27 November 2015

ABG SINGKAWANG HILANG

Mohon bantu share agar secepatnya ditemukan oleh pihak keluarganya.kontak dan info serta alamat korban tercantum difoto..terimakasih..

Minggu, 22 November 2015

DOKTER RELAWAN NEPAL

Dokter relawan dari nepal hilang didaerah kota medan...kontak dan info bisa dilihat yaang tertulis tercantum digambar..semoga secepatnya ditemukan..bantu share yah teman2..TERIMAKASIH..

Kamis, 19 November 2015

Cari keluarga

Sander 'Budi Santoso' Cari Keluarganya di Indonesia, Anda Bisa Membantu? Media sosial dihebohkan dengan postingan seorang pria bernama Sander Metz (34). Pria Belanda yang lahir bernama Budi Santoso itu mencari keluarganya di Indonesia. Ada yang bisa membantu?

Di laman facebook-nya, Sander Metz, memajang foto dengan poster bertuliskan:

"Halo, my name is Sander Metz. Im 34 years old. My birth name is Budi Santoso. I was born in Indonesia, in Ambarawa, on 20th march 1981 and adopted to the Netherlands. I'm looking for my birth family. All I know is I might a have a brother called Budi Rahayo, he will be around 37 years old. Please share this and help me find my family. #sandersearch,"

Postingan tersebut beredar luas dan sudah disebar 11 ribu kali. Rekannya di facebook, baik dari Belanda maupun dari Indonesia, ramai-ramai membantu pencarian.

Sebetulnya, Sander sempat menemukan petunjuk yang berpotensi mengarah pada keluarganya pada pencarian pertama. Namun tes DNA berkata lain. Sosok tersebut ternyata bukan orang yang dicarinya.

"Halo semuanya saya akan Memperjelas Sesuatu. Beberapa minggu yang lalu saya melakukan pencarian yang pertama untuk menemukan keluarga, sepertinya berpotentional, semua mengarah ke sana, namun test DNA berkata lain, ternyata bukan keluarga saya!! Sekarang aku akan memulai kembali pencarian yang kedua. Saya posting lagi dan berharap saya mendapatkan informasi yang baru,berharap untuk menemukan kakak saya.. seseorang dengan nama Budi Rahayo atau informasi yang lainya.. Terima kasih," tulisnya.

Dari akun media sosialnya, Sander banyak menampilkan aktivitas sebagai musisi. Beberapa foto, ada yang diambil ketika dia masih bayi. Termasuk saat masih di panti asuhan.

detikcom berusaha mengontaknya untuk mendapat kejelasan lebih lanjut. Namun belum mendapat jawaban.

Anda mau membantu Sander? Atau punya informasi soal keluarganya? Silakan kirim informasi ke redaksi@detik.com atau langsung menghubunginya di laman facebook.

Minggu, 15 November 2015

Nenek tersesat di PONTIANAK,KALBAR

Nenek SUWARNI tanpa identitas tersesat di dekat kantor kegubernuran KOTA PONTIANAK.KALBAR..info dan keterangan tertera di foto..tolong bantu share supaya cepat ditemukan oleh keluarganya..TERIMAKASIH.GBU.AMIN